Tantangan Guru dan Orangtua Saat Pembelajaran Online


TEMANGGUNG. Sekolah yang bernaung dibawah Yayasan Fi Ahsani Taqwim mengikuti seruan pemerintah untuk melaksanakan pembelajaran di rumah. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan Virus Sars-Cov-2 atau yang lebih dikenal dengan nama Corona.

Pembelajaran di rumah tetap menjadikan guru sebagai subjek utama dalam proses yang berlangsung. Maka kreatifitas dalam penyajian materi menjadi faktor penting keberhasilan pembelajaran. Demikian ungkapan dari Anantiyo Widodo, Sekretaris Yayasan Fi Ahsani Taqwim setelah melakukan evaluasi proses pembelajaran yang sudah dilakukan.

“Tantangan bagi guru untuk menyajikan materi yang menarik dan menyenangkan, tentu ini tidak mudah” ujar Anantiyo dalam siaran pers Yayasan Fi Ahsani Taqwim, Selasa (14/4/2020)

Anantiyo mengungkapkan sejumlah kreatifitas dari guru yang dianggap mampu menjadikan pelajaran sebagai sarana bergembira. Menyanyi bersama keluarga, kemudian diposting di media sosial memberikan keceriaan tersendiri yang memperkuat ikatan keluarga. Itu salahsatu contoh proses pembelajaran yang menarik.

Guru memang harus membuat perencanaan yang tepat sesuai dengan karakter umum siswa juga orangtuanya. Salah satu guru menyampaikan jika 50% orangtua siswa di kelasnya tidak suka dengan banyaknya tugas yang diberikan, sementara separo lainnya menghendaki sebaliknya. Disini guru dituntut untuk bisa mengambil jalan tengah atau membuat beragam pilihan yang bisa diambil oleh siswa dalam menyelesaikan pelajaran.

Maka menurut Anantiyo, perencanaan harus melibatkan orangtua. Sebab pada model pembelajaran yang demikian, peran orangtua akan lebih dominan. Walaupun menyatukan persepsi para orangtua diakui sebagai sesuatu yang sangat sulit. Disinilah peran guru sebagai mediator akan diuji.

Apalagi dampak Covid 19 ini sangat beragam, hingga mungkin juga berdampak pada penghasilan keluarga. Maka ujian mental bagi para orangtua menjadi berlipat. Guru dituntut untuk lebih bijak dalam melakukan penugasan.
“boleh jadi tugas akan dibuat berbeda antara satu siswa dengan yang lainnya untuk mengakomodir berbagai kondisi” katanya.

“Disinilah peran guru sebagai motivator harus memainkan perannya. Padahal guru juga belum tentu dalam kondisi baik di tengah pandemi ini. Yah, seperti perawat yang harus berhadapan dengan resiko tertular, guru pun harus lebih tegar dan kuat saat harus menyelesaikan persoalan persoalan yang muncul” tambahnya.

Pembelajaran online di Yayasan Fi Ahsani Taqwim sebetulnya bukan hal baru walaupun belum bisa dianggap terbiasa. Setidaknya setiap kelas sudah rutin berkoordinasi melalui grup WA yang beranggotakan semua orangtua siswa. Namun tetap saja situasi semacam ini membutuhkan perhatian serius dari seluruh komponen, terutama Kepala Sekolah, Guru dan Orantua Siswa agar proses pembelajaran yang dilakukan menghasilkan produktifitas, bukan sekedar menghabiskan kuota.

Maka Yayasan Fi Ahsani Taqwim akan mencoba membuat bank data yang berisi hasil-hasil pembelajaran, baik berupa gambar, rekaman suara juga video. Beberapa diantaranya akan dijadikan rilis berita sebagai wujud apresiasi dan contoh bagi berbagai pihak. Sementara fungsi pentingnya adalah untuk menjadi bahan evaluasi guna menghasilkan strategi yang tepat atas situasi yang belum jelas kedepannya.

Posting Komentar

2 Komentar

advertise

Slider Parnert

Subscribe Text

Sekolah Berkarakter Qurani