Rumahku, Pesantren Keluargaku

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamuaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ayah bunda yang disayangi Allah…
Anak-anakku yang sholih sholihah kelak dewasa menjadi  pemimpin orang orang bertaqwa.

Alhamdulillah ‘alaa kulli hal, Allah memberikan kita kesempatan untuk bersua kembali dalam seminar keluarga yayasan Fi Ahsani Taqwim…

Mengambil dari lirik lagu dna adhitya :
Bulan mulia kini telah tiba…terasa berbeda…karena corona..

Bulan mulia kini telah tiba….terasa berbeda…karena #dirumahaja..
Ramadan kukini #dirumahaja..tarawih di rumah..bersama keluarga…
Ramadan kukini #dirumahaja…indah penuh berkah…meski #dirumahaja 

Ayah bunda….
Rumah bukan hanya sekedar tempat tinggal bagi keluarga kita..
Tapi lebih dari itu rumah bisa menjadi Baiti Jannati (rumahku adalah Surgaku)..
Terlebih saat ini di bulan Ramadan 1441H, Allah memberikan  banyak kesempatan  untuk menjadikan rumah-rumah kita sebagai pesantren keluarga. Manfaatkan nikmat ini dengan sebaik-baiknya karena nikmat yang Allah berikan tidak kekal adanya.

Ayah bunda..
Untuk menjadikan pesantren di rumah kita ada beberapa hal yang perlu di persiapkan, diantaranya :

1. Ikatan hati
Ikatan hati (Takliful Qulb) antara anak dan orangtua(ayah-bunda) harus terbangun dahulu sehingga nanti bisa mengajak kepada sebuah kebaikan, terutama ikatan hati anak dengan ibu haruslah kuat karena ibulah yang akan banyak mendidik anak-anaknya. “The power of emak-emak”. Ikatan hati akan terbentuk apabila orangtua mampu mengendalikan emosi dan senantiasa memberikan motivasi positif pada anak-anak ketika mereka berusia 0-7 tahun. Pastikan kebutuhan jiwa mereka tercukupi sehingga tidak ada namanya hutang pengasuhan atau muncul pada era milineal kini Sindrom mami is enemy. Dari Ibnu Taimiyah dalam kitabnya tertulis “ikat hati dulu sebelum kita kasih tahu, kasih tahu dulu sebelum kita perintah”. Kalau hati sudah tunduk maka anak akan patuh kepada orangtua.

2. Keteladanan
Imam Ibnul Jauzi membawakan sebuah ucapan dari seorang ulama Ibrahim Al Harbi, beliau berkata, Aku pernah hadir bersama ayah dan saudaraku menemui Ibrahim Al Harbi, maka beliau bertanya kepada ayahku, “Mereka ini anak-anakmu ?” Ayahku menjawab, Iya.” Beliau berkata kepada ayahku, “Hati-hatilah ! Jangan sampai mereka melihatmu melanggar larangan Allah, sehingga (wibawamu) jatuh di mata mereka”. Semua perbuatan, ucapan, dan perilaku orangtua pada dasarnya adalah contoh keteladanan dan akan menjadi panutan bagi anak-anak. Ketika orangtua menampakkan contoh taat ibadah, maka ini akan menjadi satu motivasi dan inspirasi bagi anak-anak. Seorang ayah yang rajin sholat diawal waktu akan lebih mengena ketika sang ayah berkata : “ayo Nak wudhu, kita sholat berjama’ah, Ayah sudah siapkan sajadahmu”.
 Seorang ibu yang rajin tilawah (menunjukkan kebahagiaan dan keasyikannya bersama Alqur’an)   akan lebih menyentuh ketika berkata : “ayo sayang waktunya mengaji ”. 
Banyak ibadah yang bisa dilakukan bersama keluarga terutama saat ini, seperti shalat tarawih berjama’ah, memberikan sedekah/berinfaq, membaca buku/cerita yang dapat menguatkan Aqidah, berdzikir dan berdoa, mendengarkan tausiah, mengajarkan adab-akhlaq, saling membantu dalam aktivitas rumah tangga  dan masih banyak kegiatan lain yang bermanfaat. Sungguh perbuatan nyata lebih kuat pengaruhnya, dibanding dengan jutaan kata-kata.

3. Ikhtiar disertai doa
Ikhtiar untuk terus mengajak keluarga meningkatkan amalan ibadah khususnya dibulan Ramadan harus senantiasa dilakukan. Allah yang Maha Menguasai tidak pernah putus asa mengingatkan manusia untuk taat kepadaNya, maka manusiapun tidak boleh putus asa dalam mengajak ke jalan yang benar dengan penuh kesabaran. Mengajak pada kebaikan harus diikuti oleh doa, karena anak kita sesungguhnya adalah milik Allah maka mintalah kepada sang Maha Memiliki untuk melembutkan hati kita dan juga hati anak-anak sehingga mudah untuk menerima sebuah kebajikan dan mampu mengamalkan. Sebagaimana dulu dikisahkan dalam Alquran, para nabi senantiasa berdoa dan memohon kepada Allah kebaikan untuk anak dan keturunannya.

4. Menyulap rumah bernuansa keimanan
Melengkapi suasana Ramadan yang istimewa dengan menghiasi rumah  menggunakan ornamen-ornamen/poster tentang Ramadan, lengkapi sarana yang mendukung kekhidmatan dalam berIslam seperti memperdengarkan lantunan murottal, tontonan yang mengajak pada kebaikan dan bukan hal hal yang berisi kemaksiatan. Buat jadwal kegiatan bersama yang menyenangkan dan disepakati oleh semua anggota keluarga.  

Masih banyak hal yang dapat memberikan nuansa pesantren Ramadan di rumah atau kebersamaan keluarga dalam mendekatkan diri orangtua dengan anak serta kedekatan kepada Rabbnya. Kita selalu memohon kepada Allah agar keluarga kita di dunia juga akan menjadi keluarga kita di akhirat, berkumpul kembali bersama orang-orang yang kita cinta di JannahNya. Maka tugas utama kita sebagai orangtua adalah membekali keimanan dan ketaqwaan agar mereka selalu dibimbing oleh Allah untuk melanjutkan kebaikan dimasa depannya. Semoga Allah SWT meridhoi setiap amal ibadah kita dan  lulus dengan predikat Muttaqin. Aamiin..

Demikian yang dapat saya sampaikan tentunya ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan, oleh karena  itu saya mohon maaf lahir dan batin.

Barakallahufikum… Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Posting Komentar

3 Komentar

  1. Jazakilah ilmunya ustdh, disaat-saat kondisi seperti ini kita masih bs menambah ilmu ,semoga Alloh segera menghilangkan corona dr bumi ini,amiin

    BalasHapus
  2. Jazakillah khoir ust...semoga bisa mengamalkanya

    BalasHapus
  3. Terimakasih, Ayah dan Bunda hebat tentu akan membuat hebat kegiatan di rumah... Selamat ya untuk Ayah dan Bunda

    BalasHapus

advertise

Slider Parnert

Subscribe Text

Sekolah Berkarakter Qurani